Travel umroh dan Haji – Apakah judul di atas hanya clickbait? mungkin sedikit clickbait. tapi pembahasan kali ini memang hal yang mungkin banyak tidak diketahui oleh orang-orang muslim. Pasalnya, traveling bisa dikatakan sebagai sunnah Rasulullah. Pertanyaanya apa bukti kalau traveling adalah sunnah Rasulullah?
Pengertian Sunnah
Sebelum membahas lebih lanjut tentang Traveling sebagai sunnah Rasul, ada baiknya kita membahas pengertian dari sunnah terlebih dahulu. Berikut pembahasannya :
Sudut Pandang Fiqih
Konsep sunnah dalam Islam memiliki cakupan yang luas dan beragam, tergantung pada konteks penggunaannya. Para ulama fikih umumnya mendefinisikan sunnah sebagai suatu amalan yang dianjurkan namun tidak wajib dalam syariat Islam. Pelaksanaan amalan sunnah akan mendatangkan pahala, sementara meninggalkan amalan tersebut tidak berdampak pada dosa.
Namun, pemahaman mengenai sunnah tidak terbatas pada amalan yang bersifat mustahab (dianjurkan). Dalam literatur Islam, sunnah juga mencakup hal-hal yang bersifat wajib, bahkan termasuk perkara-perkara yang peninggalannya dapat mengarah pada kekufuran. Oleh karena itu, dalam memahami hadits, perkataan sahabat, dan pendapat ulama, kita perlu berhati-hati dalam menafsirkan makna sunnah.
Tidak semua penggunaan kata “sunnah” dalam teks-teks keagamaan merujuk pada amalan yang bersifat sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Dalam beberapa kasus, sunah dapat merujuk pada suatu prinsip atau ajaran yang fundamental dalam Islam.
Sudut Pandang Hadis
Para ahli hadits (muhadditsun) memberikan definisi yang komprehensif mengenai sunnah. Mereka memandang sunnah sebagai segala sesuatu yang dapat diatribusikan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, tindakan, ketetapan (taqrir), maupun sifat-sifat beliau, baik sebelum maupun setelah diutus sebagai Rasul. Definisi sunnah dalam perspektif hadits ini memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian sunnah dalam konteks fikih.
Penting untuk dipahami bahwa tidak semua yang disebut sunnah dalam hadis memiliki hukum fikih yang sama. Sunnah dalam hadis dapat merujuk pada amalan yang hukumnya sunah, wajib, atau bahkan pada prinsip-prinsip dasar agama. Oleh karena itu, ketika kita mendengar suatu amalan dikatakan sebagai sunnah, tidak serta-merta dapat disimpulkan bahwa amalan tersebut hukumnya sunah dalam pandangan fiqih.
Berdasarkan definisi sunnah yang telah dijelaskan, sunnah dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Sunnah Qauliyyah: Meliputi seluruh hadis yang berisi ucapan Rasulullah SAW.
- Sunnah Fi’liyyah: Merujuk pada hadis yang menceritakan tentang tindakan atau perbuatan Rasulullah SAW.
- Sunnah Taqririyyah: Mencakup hadis yang menggambarkan situasi di mana Rasulullah SAW menyetujui atau membenarkan suatu tindakan atau ucapan yang dilakukan oleh sahabat beliau.
Dasar Hukum Kenapa Traveling Merupakan Sunnah Rasul
Secara singkat, kata sunnah merupakan segala hal yang dilakukan, dikatakan, atau ditetapkan oleh Rasulullah sebagai seorang uswah bagi setiap umat muslim di dunia. Segala hal yang dikerjakan nabi Muhammad bukanlah bersumber dari keinginan atau nafsu semata. Melainkan sebuah pesan dari Allah tentang bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupan.
Saya mengatakan bahwa traveling itu wajib karena memang Allah menjadikan salah satu rukun islam yaitu Haji sebagai unsur yang melengkapi kesempurnaan agama setiap muslim. Sedangkan Haji sendiri merupakan ibadah yang memerlukan perjalanan jauh lintas negara bahkan lintas benua. Oleh karena itu selama masa hidup manusia, setidaknya mengerjakan haji minimal 1 kali. Walaupun sekarang ijtima ulama sudah menetapkan ibadah haji bersifat wajib untuk setiap orang yang mampu.
Dari penjelasan mengenai arti dari sunnah sendiri, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ibadah umroh merupakan sunnah Rasulullah. Karena Rasulullah sendiri juga mencontohkan dalam bentuk perbuatan maupun perkataan. Beliau juga menjelaskan berbagai keuntungan yang bisa didapatkan jika melaksanakan ibadah umroh.
Baca selengkapnya : Kenapa Kita Harus Umroh
Diwajibkannya Haji termaktub dalam ayat berikut :
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ
Artinya: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah (Al-Baqarah ayat 196)
Sedang dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda :
الْعُمْرَةُ وَاجِبَةٌ كَوُجُوبِ الْحَجِّ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً
Artinya: “Umrah hukumnya wajib, seperti wajibnya haji, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana,” (HR. Anas bin Malik).
Selain itu Rasulullah sendiri pernah bersabda tentang keistimewaan 3 masjid utama bagi umat muslim :
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: فَضْل الصَّلاَةِ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ عَلَى غَيْرِهِ بِمِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ، وَفِي مَسْجِدِي أَلْفُ صَلاَةٍ وَفِي مَسْجِدِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَمْسُمِائَةِ صَلاَةٍ
Yang artinya: “Dari Abu Darda, Nabi bersabda: shalat di Masjid Al-Haram lebih utama sebanyak 100 ribu kali dibandingkan shalat di masjid lainnya. Dan di masjidku (Masjid Nabawi), lebih utama 1.000 kali, sedangkan di Baitul Maqdis (Al-Aqsa), lebih utama 500 kali,”
Baca Juga : Keutamaan Ziarah ke Tanah Suci
Kesimpulan : Traveling Sunnah Rasul
Mari kita jawab pertanyaan di awal artikel ini. Apa benar traveling bisa dikatakan sebagai sunnah Rasul? Jawabannya, betul traveling bisa dikatakan sebagai sunnah Rasul. Hanya saja yang disunnahkan untuk dikunjungi adalah 3 masjid utama umat islam. Yaitu, Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha.
Apa dasar hukumnya? Dasar hukumnya berasal dari perintah diwajibkannya Haji dan umroh di Al-Quran dan Sunnah dalam bentuk perkataan Rasulullah.
Kunjungi :
Umroh Subang, Umroh Tasikmalaya,Umroh Karawang, Umroh Pemalang, Umroh Indramayu, Umroh Garut, Umroh Purwakarta, Umroh Sukabumi, Umroh Sumedang, Travel Umroh Cianjur, Travel Umroh Bandung, Biaya Umroh untuk 1 Orang, Harga Haji Plus dan Furoda 2025, Harga Umroh, Paket Umroh 2025, Paket Umroh Ramadhan, Paket Umroh Syawwal
