Setiap jamaah haji ataupun umroh selalu mengharapkan ibadah haji dan umroh yang mabrur. Sebelumnya kami telah membahas tentang ciri-ciri haji dan umroh mabrur, Sekarang, kami akan membahas cara dan adab haji dan umroh agar mabrur. Pembahasan ini penting kami bahas karena merupakan salah satu aspek penting penentu haji atau umroh yang kita laksanakan mabrur atau tidak. Adab sekaligus cara memperoleh haji dan umroh yang mebrur ini merupakan merupakan gambaran luas dari keseluruhan adab maupun cara menunaikan Ibdah Haji. Oleh karena itu, anda perlu membaca secara cermat dan lengkap.
Pada kesempatan ini, kita tidak akan membahas terlalu banyak hal yang berkaitan dengan teknis tata cara umroh ataupun haji. Karena kami sudah menyediakan edukasi tentang tata cara haji dan umroh di pembahasan berikut : Tata Cara dan Teori Umroh
Niat Mendekatkan diri Kepada Allah Secara Ikhlas
Poin pertama yang perlu anda perhatikan dalam hal adab haji dan umroh agar mabrur adalah perihal niat. Bukan hanya haji dan umroh saja, hampir semua ibadah sangat mementingkan masalah niat. Selain itu, niat merupakan landasan diterimanya sebuah amal ibadah. Seperti firman Allah dalam Al-Quran berikut :
فَاعْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَۗ
Artinya : Maka, sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.
Bertaubat Kepada Allah atas Segala Dosa
Poin selanjutnya dalam pembahasan adab haji dan umroh agar mabrur adalah taubat kepada Allah atas segala dosa dengan sepenuh hati. Hal ini bertujuan agar setiap doa dan amal ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dalam Shahih muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ان الله تعالى طيب لايقبل الاطيبا
Artinya : Rasululla saw bersabda: Sesungguhnya Allah itu baik, tidak mau menerima sesuatu kecuali yang baik
Oleh karena itu, agar setiap amal ibadah maupun doa yang kita panjatkan diterima oleh Allah, kita perlu bertaubat dan membersihkan diri terlebih dahulu.
Melunasi Segala hutang atau Tanggungan
Poin ini merupakan salah satu kewajiban kita dalam hal Mu’amalah ma’a an-nas atau hubungan antar sesama manusia. Kita dianjurkan melunasi segala macam hutang ataupun tanggungan yang kita miliki sebelum menunaikan haji maupun umroh.
Membuat Wasiat
Selanjutnya, kita dianjurkan membuat wasiat untuk orang-orang yang kita tinggalkan. Dalam sebuah hadis yang dituliskan dalam Shahih Muslim, menjelaskan bahwa jika seseorang meninggalkan rumahnya untuk bepergian lebih dari 2 hari, maka hendaklah ia menuliskan wasiat dan menghadirkan saksi di dalamnya.
Meninggalakan Perbuatan Dzalim
Adab haji dan Umroh agar mabrur selanjutnya adalah berusaha meninggalakn perbuatan dzalim. Sebagaimana yang telah kami sebutkan di poin tentang bertaubat kepada Allah sebelumnya, kita perlu membersihkan diri dari segala macam perbuatan dosa. termasuk perbuatan dzalim kepada orang lain maupun diri sendiri. Pada intinya kita perlu membersihkan diri dari segala hal yang dilarang Allah.
Mengetahui Hukum-Hukum Haji dan Umroh
Adab haji dan umroh yang perlu kita perhatikan selanjutnya adalah tentang pengetahuan kita mengenai haji dan umroh sendiri. Sebagaimana para ulama mengatakan bahwa barang siapa mengharapkan akhirat, maka hendaklah mengejernya dengan ilmu. Oleh karena itu, ilmu dasar haji dan umroh sangat penting untuk kita ketahui bersama. Seperti perbedaan rukun haji dan umroh, hikmah haji dan umroh, kenapa kita perlu haji ataupun umroh, dan lain sebagainya.
Biasanya para penyedia jasa perjalanan haji maupun umroh selalu mengadakan pembekalan dalam bentuk manasik sebelum memberangkatkan jamaah haji ataupun umroh. Dengan tujuan agar setiap jamaah memiliki bekal ilmu sebelum berangakat.
Harta yang Halal
Poin ini masih berkaitan dengan membersihkan diri dari, yaitu membersihkan diri dari harta yang haram. Masih berkaitan dengan poin tentang taubat sebelumnya. Sebagaimana hadis lanjutan dari hadis di poin tentang taubat di atas, Rasulullah menceritakan sebuah kisah dimana ada seorang yang berdoa namun makanan yang ia makan, minuman yang ia minum, dan baju yang ia kenakan didapatkan dengan cara yang haram. Maka Allah pun enggan menjawab doa-doanya.
وقال:ياايها الذين امنوا كلوا من طيبات مارزقناكم. ثم ذكر الرجل يطيل السفر اشعث اغبر يمد يديه الى السماء يارب يارب ومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسه حرام وغذى بالحرام فانى يستجاب له
Artinya : Dan Dia telah berfirman pula, wahal orang-orang yang beriman, makanlah dari segala apa (makanan) yang telah Kami berikan kepadamu. Kemudian Rasulullah menceritakan tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, hingga rambutnya kusut dan kotor. Ia menadahkan kedua tangannya ke langit (seraya berdo’a) Ya Rab, Ya Rab, sedangkan makannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan iya keying dengan barang haram, Bagaimana mungkin do’anya dikabulkan. (HR. Muslim).
Mempersiapkan Bekal untuk Orang yang ditinggalkan
Adab haji dan umroh yang satu ini sangat penting agar mendapatkan haji atau umroh yang mabrur. Pasalnya masalah ini berkaitan dengan kewajiban dan tanggungjawab seseorang terhadap orang-orang yang menjadi tanggungannya. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan segala kebutuhan orang-orang yang kita tinggalkan.
Menunaikan Haji dan Umroh Bersama Orang-orang Sholeh
Oran-orang sholeh dalam hal ini adalah pendamping, yang sekarang sering kita sebut dengan tour leader ataupun Muthawwif. Merekalah yang akan mendampingi kita dalam menunaikan ibadah haji maupun umroh di tanah suci. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis berikut :
الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخْالِلُ
Artinya : “Seseorang di atas agama sahabatnya, hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa yang hendak ia jadikan sahabatnya”, (HR. Tirmidzi)
Memperbanyak Doa dan Dzikir
Pada saat menunaikan ibadah haji maupun umroh, hendaknya kita menyibukkan diri dengan berdoa dan berdzikir. Alasannya adalah doa setiap orang yang sedang haji atau umroh tidak akan ditolak. Tentunya syarat dan ketantuan berlaku, seperti beberapa penjelasan sebelumnya mengenai harta yang halal, meninggalkan perbuatan dzalim dan lain-lain. Allah sendiri yang menjamin bahwa doa setiap orang yang menunaikan haji atau umroh.
الْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُ وَفْدُ اللهِ عز وجل، إن دَعوْه أجابَهم، وإنِ استغفرُوهُ غفرَ لهُم
Artinya : orang yang menunaikan haji dan umroh merupakan delegasi (tamu istimewa) Allah. Jika mereka berdoa, maka Allah akan kabulkan doa-doa mereka. Dan jika mereka memohon ampunan, maka Allah akan mengampuni mereka. (H.R. an-Nasa’iy)
Menunaikan Rangkaian Ibadah dengan Penuh Takdzim dan Kerendahan Hati
Perasaan takdzim dan kerendahan hati dalam menunaikan setiap rukun dalam haji maupun umroh sangatlah penting. Bahkan dalam Al-Quran Allah berfirman sebagai berikut :
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ
Artinya : Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.
Sedangkan haji dan umroh sendiri merupan salah satu Syi’ar Islam. Sebagaimana Firman Allah berikut :
اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَاۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ
Artinya : Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui.(QS. Al-Baqarah : 158)
Meninggalkan Hal-hal yang Diharamkan Selama Haji dan Umroh
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Artinya : (Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat. (QS. Al-Baqarah : 197)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang haram untuk kita lakukan selama haji atau umroh. Hal pertama adalah rafast atau bersetubuh maupun berkata jorok. Kedua, fusuq atau segala macam bentuk maksiat. Ketiga, adalah jidal atau bertengkar dalam perkataan atau perbuatan.
Berlomba-lomba dalam Berbuat Kebaikan
Di tempat yang mulia sudah sepantasnya kita juga mengerjakan amalan-amalan yang mulia pula. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan sebagai salah satu adab dari ibadah haji dan umroh di Tanah Suci agar mendapatkan predikat mabrur.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Poin terakhir dalam pembahasan mengenai adab haji dan umroh agar mabrur adalah mengerjakan kebaikan dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah.
Itulah beberapa adab haji dan Umroh yang perlu kita ketahui agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat dan share ke orang-orang yang membutuhkan informasi ini.
Baca Juga : Tata Cara Ibadah Umroh
Referensi :
Kunjungi :
Travel Umroh Jawa Barat, Travel Umroh Subang, Travel Umroh Tasikmalaya, Travel Umroh Karawang, Travel Umroh Pemalang, Travel Umroh Indramayu, Travel Umroh Garut, Travel Umroh Purwakarta